Kebudayaan
Banyak
berbagai definisi tentang kebudayaan yang telah di paparkan oleh para ahli.
Dari berbagai definisi dapat diperoleh kesimpulan mengenai pengertian
kebudayaan yaitu sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi
sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Budaya
Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun
kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka
pada tahun 1945.
Istilah kebudayaan merupakan tejemahan dari istilah
culture dari bahasa Inggris. Kata culture berasa dari bahasa latin colore yang
berarti mengolah, mengerjakan, menunjuk pada pengolahan tanah, perawatan dan
pengembangan tanaman dan ternak. Upaya untuk mengola dan mengembangkan tanaman
dan tanah inilah yang selanjutnya dipahami sebagai culture.
Sementara itu, kata kebudayaan berasal dari bahasa
sansekerta, buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi. Kata buddhi
berarti budi dan akal. Kamu besar Bahasa Indonesia mengartikan kebudayaan
sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budaya) manusia seperti
kepercayaan, kesenian, dan adat – istiadat.
E.B. Taylor mendefinisikan kebudayaan sebagai hal yang
mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt-istiadat,
kebiasaan serta kemampuan-kemampuan lain yang diperoleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
Terlepas
dari perbedaan yang ada di antara pendapat di atas. Tampak bahwa belajar
merupakan unsur penting dari pengertian kebudayaan. Seperti terlihat pula pada
definisi kebudayaan menurut Kroeber (1948). Menurutnya, kebudayaan adalah
keseluruhan realisasi gerak, kebiasaan, tata cara, gagasan, dan nilai-nilai
yang dipelajari dan diwariskan, serta perilaku yang ditimbulkannya.
Unsur-unsur Kebudayaan
Koentjaraningrat (1985)
menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia menyebutnya sebagai isi pokok
kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut adalah :
- Sistem peralatan dan
perlengkapan hidup,
- Sistem mata pencaharian
hidup
- Sistem kemasyarakatan
- Bahasa
- Kesenian
- Sistem Pengetahuan
- Sistem Religi
Pada jaman modern seperti ini
budaya asli negara kita memang sudah mulai memudar, faktor dari budaya luar
memang sangat mempengaruhi pertumbuhan kehidupan di negara kita ini. Contohnya
saja anak muda jaman sekarang, mereka sangat antusias dan up to date untuk
mengetahui juga mengikuti perkembangan kehidupan budaya luar negeri. Sebenarnya
bukan hanya orang-orang tua saja yang harus mengenalkan dan melestarikan
kebudayaan asli negara kita tetapi juga para anak muda harus senang dan
mencintai kebudayaan asli negara sendiri.
Kehidupan yang Mencerminkan Budaya Timur
Kepribadian
bangsa timur identik dengan tutur kata yang lemah lembut dan sopan dalam
bergaul maupun dalam berpakaian. Terdapat ciri khas dalam berbagai negara yang
mencerminkan negara tersebut memiliki suatu kepribadian yang unik. Misalnya
masyarakat Indonesia khususnya daerah Jawa. Sebagian besar mereka bertutur kata
dengan lembut dan sopan. Dan terdapat beberapa aturan atau larangan yang tidak
boleh dilakukan menurut versi orang dulu yang sebenarnya menurut orang Jawa itu
suatu nasihat yang membangun. Misalnya tidak boleh duduk di depan pintu. Hal
tersebut merupakan ciri khas kepribadian yang unik.
Bangsa
timur erat kaitannya dengan rasa sosialisasi dan rasa solidaritas yang tinggi.
Misalnya saling tolong menolong dan bergotong royong yang dilakukan
bersama-sama. Hal tersebut bagi bangsa timur merupakan suatu sikap yang
bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan. Bangsa timur juga memiliki
kebudayaan yang masih kental dari negara atau daerah masing-masing. Masih ada
adat-adat atau upacara tertentu yang masih dilaksanakan oleh bangsa timur.
Misalnya bangsa Indonesia masih banyak yang melaksanakan upacara-upacara adat
dan tarian khas dari masing-masing daerah. Contohnya daerah Bali yang masih
melaksanakan tarian khas daerahnya yaitu tarian pendet, kecak, tarian barong.
Terbuka dengan negara lain merupakan salah satu kepribadian yang dimilki oleh
bangsa timur. Mereka menjalin kerjasama antara bangsa yang satu dengan bangsa
yang lain yang tergabung dalam ASEAN.
Kehidupan
yang mencerminkan budaya timur adalah seperti penjelasan diatas. Yaitu
kehidupan yang sangat mencerminkan budaya timur itu sendiri, dimana
masyarakatnya saling erat rasa solidaritas yang menurunkan tingkat pertikaan,
saling tolong menolong yang bisa meringankan beban, dan bersikap ramah yang
membuat orang luar nyaman bersamanya.
Kekayaan budaya Indonesia tidak diragukan lagi banyak yang berasal dari berbagai daerah. Sayangnya kekayaan budaya itu belum tergali maksimal. Berbagai daerah pun mencoba memperkenalkan budayanya lewat ajang karnaval ataupun festival.
Kekayaan budaya Indonesia yang sangat beragam membuat banyak sekali pertunjukan karnaval atau festival di Tanah Air. Beberapa di antaranya yang sudah terkenal adalah Jember Fashion Carnaval, Bali Kite Festival, Yogyakarta Arts Festival, Erau International Folklore and Art . Sesungguhnya budaya karnaval atau festival sudah dimiliki Indonesia sejak dahulu. Hal itu terlihat dari acara arakarakan pawai 1 Syura di Solo atau Ngaben di Bali.
Semua itu merupakan bentuk karnaval dalam hal tradisi. Namun berbeda dengan saat ini, karnaval lebih menarik dan berkembang karena sentuhan industri kreatif. Karnaval bukan hanya menunjukkan tradisi, tetapi juga menampilkan berbagai kreativitas anak bangsa. Contohnya keberadaan kostum-kostum bertema tertentu dalam karnaval. Wajar saja bila Indonesia disebut sebagai negara 1.000 karnaval.
Peserta yang ikut karnaval juga beragam, ada komunitas pencinta tari, komunitas musik daerah, desainer-desainer kostum yang masing-masing menampilkan karyanya kepada masyarakat. Salah satu peserta yang sering mengisi berbagai karnaval baik di dalam maupun luar negeri adalah Red Batik Solo. Komunitas anak-anak muda Kota Solo itu membuat kostum karnaval dari bahan-bahan alam dan pasar tradisional seperti rotan, bambu, dan biji-bijian.
Pemimpin Komunitas Red Batik Solo Heru Mataya Prasetya mengatakan, karnaval merupakan suatu wadah dan tempat yang pas untuk berekspresi. ”Penonton pun lintas sosial dan lintas profesi sehingga acara karnaval dapat menginspirasi banyak orang,” ujarnya. Selain itu, tujuan lain mereka berpartisipasi pada karnaval adalah ingin membangun anak muda kreatif yang berbudaya.
”Membangkitkan daya kreatif itu bisa dengan berbagai cara. Bahan-bahan di sekitar kita dan yang ada di pasar itu bisa jadi sesuatu yang menarik apabila dapat dimanfaatkan oleh anak-anak muda kreatif,” jelasnya. Red Batik Solo yang sudah berdiri tiga tahun itu pernah mengikuti lebih dari 30 gelaran karnaval. Salah satunya di China, Korea, Belanda, dan Prancis.
”Pada pertengahan Desember kemarin, kami mengikuti karnaval Macau Parade. Red Batik Solo menjadi wakil Indonesia dan Asia Tenggara,” ungkapnya. Sebenarnya selama ini keikutsertaan Red Batik Solo dalam karnaval itu dilakukan secara mandiri. ”Rasa kecintaan terhadap kota dan budaya yang ada dapat dilestarikan dengan pertunjukan karnaval,” paparnya. Heru mengatakan, biasanya pemerintah memberikan bantuan berupa kemudahan perizinan dan dana untuk menggelar karnaval.
Selain menjadi peserta acara karnaval, Red Batik Solo juga menjadi konseptor. Namun tidak semua acara karnaval juga diikuti Red Batik Solo. ”Kalau kita tertarik saja dan karnaval mana yang kelasnya bagus dan berpotensi, kita ikut,” urainya. Heru mengaku biasanya membutuhkan waktu tiga bulan sebelum berpartisipasi pada acara karnaval. Waktu itu dibutuhkan untuk merencanakan konsep dan membuat kostum-kostum menarik.
Red Batik Solo yang sudah beranggotakan 50 orang itu telah banyak mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan. ”Masyarakat antusias dan bersemangat mengikuti acara. Bahkan ikut mendokumentasikan. Secara garis besar, masyarakat juga membutuhkan tontonan,” ungkapnya.
Heru mengatakan, ada kepuasan tersendiri yang dirasakan masyarakat apabila menyaksikan karnaval secara langsung. Apalagi karnaval yang dipertunjukkan merupakan budaya daerah dari Sabang sampai Merauke. Bagi Heru, karnaval bukan hanya kegembiraan. Karnaval di Indonesia harus dikelola dan ditangani secara serius. Sudah saatnya ada kesungguhan dalam mengelola karnaval.
”Karnaval di daerah-daerah harus lebih terencana, berkonsep yang berbeda-beda, dan lebih kreatif. Pengelolaan manajemen produksi, pengelolaan penonton (harus baik) sehingga punya kualitas internasional,” jelasnya. Menurut Heru, penting sekali menciptakan sinergi antara pemerintah, penyelenggara karnaval, dan pengisi acara yang melibatkan budayawan, seniman, perajin.
Semua elemen pendukung karnaval harus lebih terencana dan terstruktur. ”Hal itu yang masih kurang diperhatikan. Sudah saatnya Indonesia mengolah kebudayaan menjadi hal yang menarik dan serius seperti karnaval di luar negeri,” ujarnya. Sementara itu, Dirjen Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya Kementerian Pariwisata Ahman Sya mengatakan, pemerintah mendukung setiap festival yang diinisiasi komunitas untuk memperkokoh ketahanan budaya dan nasionalisme.”
Output yang diharapkan adalah dari sisi ekonomi kreatif. Kami mendorong agar budaya menjadi sumber inspirasi bagi kesejahteraan masyarakat. (Jalannya) melalui peningkatan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, penciptaanlapangankerja, pengurangan kemiskinan, dan kepedulian terhadap lingkungan hidup,” jelasnya.
Untuk di daerah, menurut Ahman, karnaval yang dilangsungkan merupakan tanggung jawab pemerintah daerah masing-masing. ”Kita fasilitasi yang punya nilai jual tinggi. Baik di nasional maupun internasional. Tapi tetap berkoordinasi dalam upaya mendorong gebyar budaya Indonesia,” ungkapnya kepada KORAN SINDO kemarin.
Ahman menjelaskan, selama ini yang bertanggung jawab bukan hanya Kementerian Pariwisata, tetapi juga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, terutama dalam sisi kreasi. Adapunfasilitasyang diberikan tidak harus berbentuk materi, tetapi juga bentuk lain seperti fasilitasi jejaring.
”Kementerian Pariwisata dalam sisi inkubasi dan mengantarkannya kekomersialisasi. Selain itu, kita punya forum rapatkerjapara kepaladinasBudparse-Indonesia untuk mengatur koordinasi antardaerah,” ujarnya.
Dina Angelina
(bbg)
Analisis Artikel:
Pada artikel diatas membahas bagaimana sebuah kebudayaan saling terkait dengan manusia itu sendiri. Hubungan itu terlihat dari bagaimana sebuah budaya diperkenalkan,dan dilestarikan ke masyarakat luas. Dengan adanya karnaval-karnaval dapat memperkenalkan kebudayaan ke khalayak ramai. Hal ini juga bisa membangkitkan rasa cinta masyarakat kepada kebudayaan itu sendiri. Dengan melestarikan kebudayaan juga bisa menyalurkannya ke generasi muda.
Dalam artikel diatas membahas bagaimana tiap daerah di Indonesia melaksanakan karnaval-karnaval untuk memperkenalkan budaya mereka. Karnaval-karnaval ini bermaksud untuk memperkenalkan kebudayaan tiap daerah kepada masyarakat Indonesia dan luar negeri. Hal itu juga dapat memperkuat eksistensi Indonesia sebagai negeri 1000 budaya. Karnaval juga dapat meningkatkan kreativitas tiap individu. Adanya karnaval juga bisa mempererat hubungan antar sesama manusia, dan menyatukannya dalam kehidupan yang indah dan damai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar